BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan,terutama dari generasi lainnya.hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus , generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafeta pembangunan secara terus menerus. Kiranya disadari adanya berbagai tafsiran yang bisa diberikan terhaap pemuda/ generasi muda . untuk itu kiranya perlu diperjelas bahwapengertian pemuda disini adalah mereka yang berumur diantara 15-30 tahun . hal ini sesuai dengan pengertian pemuda/atau generasi nuda sebagaimana yang dimaksudkan dengan pembinaan generasi muda yang dilaksanakan dalam Repelita IV
2. Asumsi pokok yang kedua yang merupakan tambahan asumsi dari wawasan kehidupan ialah posisi pemuda dalam arah kehidupan itu sendiri. Tafsiran-tafsiran klasik didasarkan pada anggapan bahwa kehidupan mempunyai pola yang banyak sedikitnya sudah tertentu dan ditentukan oleh mutu pemikiran yang diwakili oleh generasi tua yang bersembunyi dibalik tradisi dinamika pemuda tidak dilihat sebagai sebagian dari dinamika kehidupan atau lebih tepat sebagian dari dinamika wawasan kehidupan. Pemuda sebagai suatu subyek dalam hidup, tentulh mempunyai nilai sendiri dalam mendukung dan menggerakkan hidup bersama itu . hal ini hannya bisa terjadi apabila tingkah laku pemuda itu sendiri ditinjau sebagai interaksi terhadap lingkuhgannya dalam artian.
Pendekatan klasik tentang pemuda melihat bahwa masa mudamerupakan masa perkembangan yang aneh dan menarik. Kepemudaan merupakan satu fase dalam pertumbuhan dalam pertumbuhan biologis seseorang yang bersifat seketika, dan sekali waktu akan hilang dengan sendirinya sejaln dengan hukum biologis itu sendiri : manusia tidak dapat melawan proses ketuaan. Maka keanehankeanehan yang menjadi cirri khas masa muda akan hilang sejalan dengan berubahnya usia. Menurut pendekatan yang klasik ini , pemuda duanggap sebagai kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat, atau lebih tepat aspirasi orang tua atau generasi tua. Selanjutnyaa muncullah persoalan-persoaalan frustasi dan kecemasan pemuda karena keinginan-keinginan mereka tidak sejalan dengan kenyataan (keinginan) generasi tua. Dalam hubungan ini kemungkinan timbul konflik dalam berbagai bentuk protes, baik yang terbuka maupun yang terselubung. Disinilah pemuda bergejolak untuk mencari identitas mereka. Dalam hal ini hakekat kepemudaan dicari atau ditinjau dari dua asumsi pokok :
1. Penghayatan mengenai proses perkembangan manusia bukan sebagai satu kontinum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah –pecah , dan setiap fragmen mempunyai artinya sendiri-sendiri.pemuda dibedakan dari anak dan orang tua dan masing-masing fragmen itu mewakili nilai sendiri. Dinamika pemuda tidak lebih dari usaha untuk menyesuaikan diri dengan pola-pola kelakuan yang sudah tersedia, dan setiap bentuk kelakuan yang menyimpang akan dicapai sebagai sesuatu yang anomalis, yang tak sewajarnya. Dan jika itu ditantang oleh kaidah-kaidah sosial yang sudah melembaga, maka hal itu akan terjelma dalam bentuk adanya jurang pemisah antara generasi muda dan generasi tua.
1. Penghayatan mengenai proses perkembangan manusia bukan sebagai satu kontinum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah –pecah , dan setiap fragmen mempunyai artinya sendiri-sendiri.pemuda dibedakan dari anak dan orang tua dan masing-masing fragmen itu mewakili nilai sendiri. Dinamika pemuda tidak lebih dari usaha untuk menyesuaikan diri dengan pola-pola kelakuan yang sudah tersedia, dan setiap bentuk kelakuan yang menyimpang akan dicapai sebagai sesuatu yang anomalis, yang tak sewajarnya. Dan jika itu ditantang oleh kaidah-kaidah sosial yang sudah melembaga, maka hal itu akan terjelma dalam bentuk adanya jurang pemisah antara generasi muda dan generasi tua.
Dan pemuda telah kita ketahui bahwa merupakan konnsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah “nilai”, hal ini sering lebih merupakan pengertian ideologis dan kultural dari pada pengertian ilmiah. Misalnya pemuda adalah “ pemuda harapan bangsa”, “ pemuda memiliki masa depan” dan lain sebagainya kesemuanya merupakan beban moral bagi pemuda. Tetapi dilain pihak pemuda menghadapi persoalan-persoalan seperti kenakalan remaja, ketidaktahuan kepada orang tua/guru, kecanduan narkotika,frustasi, masa depan suram, keterbatasan lapangan kerja dan masalah lainny, kesemuanya akibat adanya jurang antara keinginan dan harapan dengan kenyataan yang mereka hadapi. Diatas telah dikemukakan bahwa pemuda sering disebut “generasi muda”, merupakan istilah demografis dan sosiologis dalam konteks tertentu.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan :
1. Landasan idiil : Pancasila
2. Landasan konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945
3. Landasan strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
4. Landasan historis : Sumpah Pemuda tahun 1928 dan proklamasi kemerdekaan
17 Agustus 1945
5. Landasan normatif : Etika, tata nilai, dan tradisi luhur yang hidup
dalam masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan :
1. Landasan idiil : Pancasila
2. Landasan konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945
3. Landasan strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
4. Landasan historis : Sumpah Pemuda tahun 1928 dan proklamasi kemerdekaan
17 Agustus 1945
5. Landasan normatif : Etika, tata nilai, dan tradisi luhur yang hidup
dalam masyarakat
Motivasi dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda bertumpu pada strategi pencapaian tujuahn nasional, seperti telah terkandung di dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV.
Atas dasar kenyataan di atas diperlukan penataan kehidupan pemuda karena pemuda perlu memainkan peranan yang penting dalam pelaksanaan pembangunan. Hal tersebut mengingat masa depan adalah kepunyaan generasi muda, namun di dasari pula bahwa masa depan tidak berdiri sendiri. Ia adalah lanjutan masa sekarang dan masa sekarang adalah hasil masa lampau. Dalam hal ini, maka pembinaan dan pengembangan generasi muda haruslah menanamkan motivasi kepekaan terhadap masa datang sebagai bagian mutlak masa kini. Kepekaan terhadap masa datang membutuhkan pula kepekaan terhadap situasi situasi lingkungan, untuk dapat merelevansikan partisipasinya dalam setiap kegiatan bangsa dan negara. Untuk itu Pula kualitas kesejahteraan yang membawa nilai-nilai dasar bangsa merupakan faktor-faktor penentu yang mewarnai pembinaan generasi muda dan bangsa dalam memasuki masa satang.
Tanpa ikut sertanya generasi muda, pembangunan ini sulit berhasil bukan saja karena pemuda merupakan lapisan masyarakat yang cukup besar, tetapi yang lebih penting tanpa kegairahan dan kreatifitas pemuda maka pembangunan bangsa kita dalam jangka panjang dapat kehilangan kesinambungannya.
Apabila pemuda pada masa sekarang terpisah dari persoalan-persoalan masyarakatnya, maka sulit akan lahir pemimpin masa datang yang dapat memimpin bangsanya sendiri. Dalam hal ini pembinaan dan pembangunan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu :
a. Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.
b. Generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan ialah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan-kemampuanya ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap
Mandiri yang melibatkan secara fungsional.
B. Masalah Dan Potensi Generasi Muda
1. Permasalahan Generasi Muda
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
a. kurangnya lapangan kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran/setengah pengangguran dikalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
b. Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
c. Masih banyaknya perkawinan dibawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
d. Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
e. Meningkatnya kenalan remaja termasuk penyalah gunaan narkotika.
f. Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
Dalam rangka untuk memecahkan permasalahan generasi muda tersebut diatas memerlukan usaha-usaha terpadu, terarah dan berencana dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan generasi muda sebagai subyek pembangunan. Organisasi-organisasi pemuda yang telah berjalan baik adalah merupakan potensi yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan pembangunan nasional.
2. Potensi-Potensi Generasi Muda/Pemuda
Otensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah :
a. Idealisme dan daya kritis.
Secara sosiologi generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, maka ia dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu untuk senantiasa dilengkapi dengan landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.
b. Dinamika dan kreatifitas
Adanya idealisme pada generasi muda, maka generasi muda memiliki potensi kedinamisan dan kreatifitas yakni kemampuan dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan dan penyempurnaan kekurangan-kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan-gagasan/alternatif yang baru sama sekali.
c. Keberanian Mengambil Resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun mengambil resiko itu adalah perlu jika kemajuan ingin diperoleh. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko, kesiapan pengetahuan, perhitungan dan keterampilan dari generasi muda akan memberi kualitas yang baik kepada keberanian mengambil resiko.
d. Optimis Dan Kegairahan Semangat
Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda akan merupakan daya pendorong untuk mencoba maju lagi.
e. Sikap Kemandirian Dan Disiplin Murni
Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap kemandirian itu peru dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada dirinya, agar dengan demikian mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa.
f. Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan dengan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kuantitatif maupun dalam arti kualitatif generasi muda secara relatif lebih terpelajar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari generasi-generasi pendahulunya.
g. Keanekaragaman Dalam Persatuan Dan Kesatuan
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari Keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat merupakan hambatan jika hal itu dihayati secara sempit dan ekslusif. Tapi Keanekaragaman masyarakat indonesia dapat ditempatkan dalam rangka integrasi nasional yang didasarkan atas semangat dan jiwa sumpah pemuda tahun 1928 serta kesamaan semboyan bhineka tunggal ika. Sehingga dengan demikian merupaka sumber yang kaya untuk kemajuan bangsa itu sendiri. Untuk itu generasi muda perlu didorong untuk menampilkan potensinya yan terbaik dan diberi peran yang jelas serta bertanggung jawab dalam menunjang pembangunan nasional.
h. Patriotisme dan nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan geneasi muda perlu lebih digalakkan pada giliranya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapanya untuk membela dan mempertahankan bangsa dan negara dari segala bentuk ancaman. Dengan tekad dan semangat ini genersi muda perlu dilibatkan dalam setiap usaha dan pemantapan ketahanan dan pertahanan nasional.
i. Sikap Kesatria
Kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta rasa tanggung jawab sosial yang tinggi adalah unsur-unsur yang perlu di pupuk dan dikembangkan terus menjadi sikap kesatria dikalangan generasi muda indonesia sebagai pembela dan penegak kebenaran dan keadilan bagi masyarakat dan bangsa.
j. Kemampuan Penguasaan Ilmu Dan Teknologi
Generasi muda dapat berperan secara bedaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi cila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai traspormator dan dinamisator terhadap lingkunganya yang lebih terbelakang dalam ilmu dan pendidikan serta penerapan teknologi baik yang maju, madya dan maupun yang sedarhana.
C. Pemuda : Beberapa Permasalahan Dan Tantangan
Perubahan-perubahan sosial budaya yang terjadi sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diikuti oleh masalah peledakan penduduk dan berbagai krisis dunia dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, politik dan pertahanan keamanan, telah mempengaruhi masyarakat secara mendasar.
Pengaruh itu dirasakan pula oleh generasi muda atau pemuda sebagai masalah yang langsung menyangkut kepentingannya di masa kini dari tantangan yang akan dihadapinya dimasa yang akan datang. Dengan demikian maka masalah generasi muda sebenarnya tidak terpisah dari masalah masyarakat pada umumnya. Hal ini disebabkan karena generasi muda atau pemuda pada hakekatnya merupakan bagian yang berkesinambungan dengan masyarakat. Masyarakat indonesia yang majemuk, membawa akibat bahwa generasi muda atau pemuda yang menjadi bagiannya memiliki pula sifat majemuk. Kemajemukan itu antara lain terdapat pada : perbedaan latar belakang agama dan kebudayaan,perbedaan masyarakat kota dan desa, perbedaan strata kehidupan sosial ekonomi, perbedaan tingkat pendidikan serta keterampilan dan sebagainya. Secara garis besar, permasalahan generasi muda itu dapat dilihat dari berbagai aspek sosial, yang meliputi : aspek sosial psikologi, aspek sosial budaya, aspek sosial ekonomi dan aspek sosial politik.
1.Aspek Sosial Psikologi
Proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian serta penyesuaian diri secara jasmani dan rohani seseorang sejak masa kanak-kanak sampai usai dewasa, sangat tergantung kepada proses sosialisasi yang telah dialaminya. Beberapa hambatan yang mungkin timbul dalam proses sosialisasi seorang anak seperti hambatan pertumbuhan mental dan fisik, salah asuh oleh orang tua/keluarga, maupun guru-guru di lingkungan sekolah, menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang seperti kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang tua dan guru, kecendrungan kepada narkotika dan lain-lain.
2.Aspek Sosial Budaya
Proses pembangunan dan modrenisasi yang kini menjadi komitmen berbagai negara dunia termasuk indonesia, tentu mempengaruhi perkembangan pemuda dalam proses pendewasaanya. Apabila proses pendewasaanya ini tidak memperoleh arah yang jelas, dikhawatirkan akan mempengaruhi corak dan warna masa depan bangsa, yang lain dari pada yang dicita-citakan.
Dari aspek sosial budaya ini terlihat berbagai gejala yang merisaukan. Benturan antara nilai-nilai budaya tradisional dan nilai-nilai baru (modern) sebagai akibat pembangunan dan modernisasi, cenderung menimbulkan pertentangan antara sesama generasi muda dan juga dengan generasi sebelumnya. Pertentangan ini desebabkan oleh adanya perbedaan sistem nilai dan pandangan diantara mereka. Hal tersebut akan memutuskan kesinambungan nilai-nilai perjuangan proklamasi 17 agustus 1945.
Gejala-gejala yang tampak di masyarakat misalnya pola hidup yang berdasarkan kekeluargaan/gotong royong, salah satu ciri kehidupan masyarakat indonesia, makin tergeser ke arah kehidupan yang materialistik dan induvidualistis. Hal ini terutama dapat di lihat di kota-kota besar.
keadaan ini akan menurunkan idealisme, patriotisme, dan kesetiakawanan di kalangan generasi muda, berbagai persoalan sosial budaya sebagaimana yang disebutkan diatas, kiranya perlu mendapat perhatian serius, karena hal ini menyangkut kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
3. Aspek sosial ekonomi.
Tingginya angka pertumbuhan penduduk dan belum meratanya pembangunan dan hasil-hasilnya diseluruh pelosok tanah air, mengakibatkan makin bertambahnya pengangguran dikalangan pemuda. Kurangnya lapangan kerja, menimbulkan berbagai problem sosial dan frustasi dikalangan pemuda.
Sebagai akibat dari tingginya kebutuhan akan pendidikan yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana-sarana dan peningkatan fasilitas bagi latihan-latihan keterampilan.
4. Aspek Sosial Politik
Dalam kehidupan sosial politik, aspirasi pemuda berkembang dan cenderung infrastruktur politik yang hidup dan berkembang pada suatu periode tertentu. Dengan demikian semakin dirasakan upaya untuk menumbuhkan suatu orientasi baru, yang menjangkau kepentingan nasional dengan bangsa di atas segala kepentingan lainnya.
Untuk memudahkan penyaluran aspirasi politik dari generasi muda secara instituonal dan konstitusional, maka perlu dilakukan pendidikan politik yang menjangkau berbagai lapisan pemuda, terutama dipedesaan. Termasuk didalamnya adalah untuk memberi pengertian tentang mekanisme demokrasi pancasila, maupun lembaga-lembaga konstitusional sebagai wadah bagi penyaluran aspirasi tersebut.
D. Peranan Pemuda Dalam Masyarakat
Peranan pemuda di dalam masyarakat dapat kita bedakan atas dua hal, yaitu :
a. peranan pemuda yang di dasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.
Berdasarkan peran yang pertama dibedakan atas :
1. peranan pemuda sebagai individu-individu yang meneruskan tradisi mendukung tradisi dan yang oleh sebab itu dengan sendirinya berusaha mentaati tradisi yang berlaku dalam tingkah laku perbuatan masing-masing.
2. peranan pemuda sebagai individu-individu yang berusaha menyesuaikan diri, baik dengan orang-orang atau golongan yang berusaha mengubah tradisi, dengan demikian akan terjadi perubahan dalam tradisi dalam masyarakat.
Kedua jenis peranan pemuda di atas bisa mengakibatkan sumbangan pada suatu pembangunan maupun merupakan hambatan terhadap usaha pembangunan. Pemuda yang berusaha untuk menjadi pendukung tradisi, pendukung kebudayaan bisa merupakan bantuan dalam usaha-usaha pembangunan. Begitu jua pemuda yang berusaha mengubah tradisi belum tentu menguntungkan pembangunan.
b. Peran pemuda yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Berdasarkan peran pemuda yang kedua dibedakan atas :
1. Jenis Pemuda Urakan
yaitu jenis pemuda yang tidak bermaksud untuk mengadakan perubahan dalam kebudayaan, akan tetapi ingin kebebasan bagi dirinya, kebebasan untuk menentukan kehendak diri sendiri.
2. Jenis Pemuda Nakal
pemuda-pemuda inipun tidak ingin, tidak berniat dan tidak bermaksud untuk mengadakan perubahan dalam masyarakat maupun kebudayaan, melainkan berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tindakan yang mereka anggap menguntungkan dirinya tetapi merugikan masyarakat.
3. Jenis Pemuda Radikal
pemuda-pemuda radikal berkeinginan untuk mengadakan perubahan revolusioner. Mereka tidak puas, tak bisa menerima kenyataan-kenyataan yang mereka hadapi dan oleh sebab itu mereka berusaha baik secara lisan maupun tindakan rencana jangka panjang asal saja keadaan berubah sekarang juga.
Tujuan pembinaan dan pengembangan generasi muda/pemuda. Tujuan yang hendak dicapai dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda/pemuda adalah :
1. Memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa sesuai dengan jiwa dan semangat sumpah pemuda tahun 1928 dalam rangka pembangunan bangsa dan kepribadian bangsa.
2. Mewujudkan kader-kader penerus perjuangan bangsa yang bertaqwa kepada tuhan yang maha esa yang berpegang teguh kepada pancasila sebagai satu-satunya ideologi bangsa.
3. Melahirkan kader-kader pembangunan nasional dengan angkatan kerja yang berbudi luhur, dinamis dan kreatif.
4. Mewujudkan warga negara indonesia di masa depan yang memiliki kreatifitas kebudayaan nasional yang maju tetap bercirikan dan bercorak kepribadian indonesia.
5. Mewujudkan kader-kader patriot pembela bangsa dan negara yang berkesadaran dan berketahanan nasional, pengembangan dan penerus nilai-nilai serta cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial khususnya bagi para remaja dan pemuda yang berpikir di bekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendoronh kita untuk mengenal, memahami, dan menjelaskan hal yang bersifat alamiah, sosial, dan budaya serta manusia berusaha untuk memecahkan masalah yang di hadapi. Dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Pengetahuan yang di peroleh remaja dan pemuda mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam, masyarakat, dan budaya, kemudian semakin bertambah dengan pengetahuan yang di peroleh dari hasil pemikirannya.
Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya para remaja dan pemuda, mereka mampu melakukan segala hal untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari sesuatu hal baik yang bersifat alamiah, sosial, dan budaya yang keseluruhan itu membutuhkan mental yang kuat.
Daftar Pustaka
http://makalah-xyz.blogspot.co.id/2016/10/remaja-dan-pemuda-dalam-permasalahan.htmlhttp://safrilfriel.blogspot.co.id/2013/11/remaja-dan-pemuda.html
0 Komentar untuk "Pemuda Dan Permasalahan Yang Di Hadapi"